Senin, 14 Mei 2012

BALAI PUSTAKA SYARIF KHASIM DESA SUNGAI RAWA KEC. SUNGAI APIT KAB.SIAK


Desa Sungai Rawa merupakan salah satu desa dalam kawasan Kecamatan Sungai Apit yang berjarak cukup jauh dari ibu kota kecamatan. Jarak tersebut tentu membuat daerah ini menjadi salah satu daerah yang jarang tersentuh dengan  program-program kecamatan yang selalu terealisasi di Sungai Apit, hal tersebut juga membuat perbandingan yang cukup jauh disegala hal, baik pembangunan, ekonomi termasuk perhatian komponen-komponen pendudukung pengembangan bakat, minat serta wawasan masyarakat dan pada anak-anak yang ada di desa Sungai Rawa.
Desa ini memiliki Tujuh satuan sekolah, yaitu TK RA Nurul Ikhsan, TK Nurul Ikhsan, MTs Nurul Ikhsan, SDN 012 Sungai Rawa, MDA Nurul Ikhsan Sungai Rawa, MA Nurul Ikhsan dan SMA Negeri Sungai Rawa. Hal ini tentu dipandang perlu untuk memberi kesempatan kepada siswa-siswi dari sekolah tersebut untuk menimba ilmu serta menambah wawasan tak hanya di dalam sekolah, tapi juga di luar sekolah.
Hal tersebut sudah lama disadari oleh masyarakat desa Sungai Rawa. Maka masyarakat berserta para pemuda berinisiatif untuk membuat sebuah wadah yang mana ke depan diharapkan dapat menjadi wadah yang berguna untuk siswa-siswi dan masyarakat serta mampu memberi ruang untuk mengetahui dan menambah wasasan diri seluas-luasnya. Kemudian tercetuslah sebuah ide untuk mendirikan sebuah balai perpustakaan desa.
Cita-cita ini didukung oleh pemerintah desa setempat, setelah dengan dikeluarkannya KEPUTUSAN KEPALA DESA SUNGAI RAWA, No. 08 Tahun 2011 Tentang Penunjukan/Pengangkatan Pengurus Perpustakaan Taman Baca Desa Sungai Rawa Kecamatan Sungai Apit, pada tanggal 29 November 2011.
Balai Pustaka ini mulai bisa beroperasi pada bulan Januari 2012. Adapun buku yang di isi merupakan buku bantuan dari APBD pada tahun 2004, kemudian bantuan dari Mapala Suluh Universitas Riau, serta sumbangan-sumbangan dari warga serta Pemuda Desa Sungai Rawa. Dengan jumlah buku pada saat ini berjumlah 480 eksemplar. Ke depannya kami berharap bisa menambah koleksi buku dari instansi-instansi terkait serta dari para donatur buku lainnya. Karena dengan jumlah buku tersebut kami rasa tidak seberapa dan kurang jika dibandingkan dengan minat baca masyarakat serta siswa-siswi yang bersekolah di Desa Sungai Rawa.
Lokasi penempatan perpustakaan merupakan gedung hibah dari pemerintah Desa Sungai Rawa yang mana merupakan bangunan tua bekas kantor Kepala Desa Sungai Rawa yang bersebelahan dengan kantor Karang Taruna Desa Sungai Rawa, yang terletak di Jalan Sultan Syarif Khasim, No 1b Dusun Karya Indah Desa Sungai Rawa Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak. Posisi gedung merupakan posisi strategis dimana terletak ditengah-tengah Desa Sungai Rawa dan berada di sekitar komplek-komplek sekolah.
Program kegiatan Balai Pustaka yang telah dilaksanakan adalah:
1.       Pelatihan pengelolaan Perpustakaan.  Pada bulan Januari 2012 yang bekerja sama dengan MAPALA SULUH Universitas Riau.
2.       Latihan Pembacaan dan Penulisan Karya Sastra Puisi pada Pebruari 2012. Di Gedung Pustaka oleh Sanggar Seni Melayu Kuale Tanjung Desa Sungai Rawa.
Dalam penetapan peraturan serta tata tertib perpustakaan baik jadwal beroperasi atau sistem peminjaman merupakan ketetapan pada musyawarah pengurus pada Desember 2011. Termasuk dalam penetapan nama Balai Pustaka menjadi Balai Pustaka Syarif Khasim Desa Sungai Rawa, dengan pertimbangan mengangkat dari nama salah satu sultan ternama di Kerajaan Siak serta karena lokasi gedung terletak di Jalan Sultan Syarif Khasim Desa Sungai Rawa.
Sampai saat ini Balai Pustaka terus menerima pelayanan membaca dan pinjaman buku secara gratis kepada masyarakat dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Jadwal operasi buka mulai pukul 08.00 s/d 11.00 dan 13.30 s/d 16.30 WIB, dengan pegawai penjaga 2 orang tanpa digaji.

Sabtu, 12 Mei 2012

Sadarkan Masyarakat Tepian Sungai Sail Lewat Pendidikan Peduli Lingkungan

            Sungai Sail adalah salah satu banyak anak sungai yang bemuara ke Sungai Siak. Keberadaan Sungai ini melintas diantara padatnya pemukiman masyarakat di kota Pekanbaru. Jika kita berhenti sejenak dan melihat ke aliran sungai ini maka akan tampak  sejauh mata memandang air sungai dalam keadaan kotor dan banyak tumpukan sampah di tepiannya.
            Keberadaan Masyarakat di tepian sungai Sail ini adalah bagian yang sangat mempengaruhi terjadinya pencemaran, ditambah lagi keberadaan Rumah Sakit dan pabrik-pabrik yang beroperasi disepanjang tepian Sungai Sail. Tercemarnya Sungai Sail ini bukan hanya oleh kebiasaan masyarakat membuang sampah ke dalam aliran sungai namun juga diperparah oleh pembuangan limbah secara langsung oleh Rumah Sakit dan perusahaan yang beroprasi di tepianya.
            Sampah yang di buang oleh masyarakat tepian sungai Sail bercampur pula dengan  bahan Kimiawi yang di hasilkan dari limbah rumah sakit, begitu juga dari Pabrik. Hal ini jelas sangat berbahaya bagi Masyarakat Pekanbaru dan Masyarakat yang bermukim di tepian sungai sail secara khususnya.
Permasalahan diatas membuat kita berpikir apakah kepedulian masyarakat akan kebersihan Sungai sedang mengalami krisis, apakah selama ini pendidikan yang mengupayakan peningkatan kepedulian masyakat masih kurang atau kurang optimum. Hal tersebut yang menyebabkan kita harus berpikir bagaimana upaya-upaya yang perlu ditempuh agar masyarakat dapat meningkatkan kepeduliaannya terhadap Sungai dan lingkungannya.
Untuk membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup di sekitarnya, proses yang paling penting dan harus dilakukan adalah dengan menyentuh hati. Jika proses penyadaran telah terjadi dan perubahan sikap dan pola pikir terhadap lingkungan telah terjadi, maka dapat dilakukan peningkatan pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan hidup, serta peningkatan keterampilan dalam mengelola lingkungan hidup melalui pendidikan peduli lingkungan.
Dalam usaha untuk menyebarkan himbauan kepada masyarakat akan peduli lingkungan serta kebersihan sungai menjadi lebih efisien apabila memanfaatkan sarana public seperti masjid, gereja dan sekolah-sekolah yang berada di sekitar daerah aliran sungai.






           
           
           

Jumat, 11 Mei 2012

Membangun minat Membaca dari Perpustakaan Desa


         Juel (1988) mengartikan bahwa membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata Membaca adalah proses untuk memperoleh pengertian dari kombinasi beberapa huruf dan kata.Menurut dalam kalimat dan struktur bacaan. Hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan. Berdasar pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat membaca adalah kekuatan yang mendorong anak untuk memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca dengan kemauan sendiri. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat membaca.
        Minat membaca tidak  tumbuh secara otomatis  hal ini perlu dirangsang agar dapat tumbuh secara baik. Minat belajar anak  sangat penting dalam proses  pembelajaran  dari dalam minat memiliki pengaruah cukup besar dalam belajarnya. aktivitas membaca akan dilakukan oleh anak atau tidak sangat ditentukan oleh minat anak terhadap aktivitas tersebut. Di sini nampak bahwa minat merupakan  motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas.
 
Perpustakaan desa merupakan instrument penting untukuk wadah informasi dan ilmu pengetahuan masyarakat yang tinggal di desa-desa terutama bagi anak-anak. Perpustakaan yang banyakmengoleksi dan menyimpan buku sangat penting bagi terbentuknya peradaban masyarakat desa yang berpengetahuan bahkan mempunyai intelektualitas
          Berdasarkan Hal diatas, Pemuda dan Pemerintah desa Sungai Rawa, kec. Sei Apit Kabupaten Siak, Riau Berinisiatif medirikan sebuah Balai Perpustakaan di Desa merekas dengan harapan nantinya akan dapat menumbuh kembangkan minat membaca pada masyarakat desa mereka.
        Agar Balai perpustakaan menjadi tempat yang benar-benar mampu menumbuhkan minat membaca bagi masyarakat tentunya di butuhkan tenaga pengelola yang handal dalam menjalankan administrasi perpustakaan tersebut sehingga pengelolaan buku-buku di dalam perpustakaan tersebut bisa termanfaatkan secara maksimal. Untuk mewujudkan itu pemuda atau pengurus perpustakaan mendapatkan pelatihan pengelolaan perpustakaan oleh Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) SULUH FKIP Universitas Riau.
       Dikarenakan Perpustakaan yang masih baru tentunya masih banyak kekurangan terutama pada jumlah koleksi buku yang di miliki perpustakaan. Padahal jumlah koleksi buku pada sebuah perpustakaan tentunya akan mempengaruhi intensitas minat baca pada masyarakat.