Rio de Janeiro, Brasil: Laut merupakan kontributor
terpenting bagi ketahanan pangan di Indonesia. Oleh karena itu, konsep
ekonomi biru sangat relevan sebagai bagian dari strategi pengembangan
Indonesia yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia.
“Indonesia ingin mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dengan
keadilan, dan dalam saat bersamaan menjamin perlindungan lingkungan di
sektor kelautan dan perikanan,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
pada bagian lain pidatonya pada acara Leaders Valuing Narure: a
Celebration of Commitment at Rio+20, di Green Party, Rio de Janeiro,
Brasil, Kamis (22/6) pagi waktu setempat.
Pengelolaan laut secara berkelanjutan sering disebut sebagai ‘ekonomi
hijau dalam dunia biru’ atau ekonomi ramah lingkungan di lautan.
Ekonomi biru ini meliputi perlindungan lingkungan laut dan pengelolaan
sumber daya laut, khususnya perikanan.
”Indonesia siap untuk memajukan itu mengingat kondisi geografisnya.
Indonesia adalah negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang kedua
di dunia setelah Kanada. Kelestarian sumber daya laut akan memastikan
lebih banyak sumber pangan yang dapat diandalkan dan pendapatan bagi
jutaan orang hidup di sepanjang garis pantai,” Presiden SBY menjelaskan.
Dunia, lanjut SBY, perlu memastikan sumber daya laut yang
berkelanjutan. Dan demi keamanan pangan, kita perlu memastikan kesehatan
laut kita. “Oleh karena itu, kita perlu untuk mencegah penangkapan ikan
yang berlebihan, membangun masyarakat pesisir lebih tahan dan
memberikan insentif lebih untuk perikanan berkelanjutan,” SBY
mengingatkan.
”Kita harus menjaga keseimbangan optimal dari pembangunan antara
aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan laut kita. Aktivitas manusia
menimbulkan tekanan yang signifikan terhadap ekosistem laut,” Presiden
menambahkan.
Indonesia sendiri telah mencanangkan sasaran konservasi laut nasional
mencapai 20 juta hektar pada tahun 2020. Dan pada KTT Segitiga Karang
tahun 2009, para pemimpin negara anggota segitiga karang menyetujui lima
rencana aksi. Pertama, memperkuat pengelolaan laut lepas olahan, dan
kedua mempromosikan pendekatan ekosistem terhadap pengelolaan perikanan.
Ketiga, meningkatkan manajemen yang efektif dari daerah perlindungan
laut, keempat meningkatkan ketahanan masyarakat pesisir terhadap
perubahan iklim dan bencana alam. Kelima melindungi spesies langka. (presideninfo/dik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar