Mengapa di Indonesia pengelolaan kawasan pesisir begitu penting?
Ternyata 60% penduduk Indonesia hidup di wilayah pesisir. Sekitar 42 kota dan 181 kabupaten terletak di kawasan pesisir. Apabila terjadi kerusakan di wilayah pesisir, maka
akan berdampak terhadap kehidupan pesisir dan penduduk perkotaan yang
umumnya mengkonsumsi ikan. Sekitar 85% sumber daya ikan berasal dari
perairan pesisir. Dampak lainnya adalah jutaan tenaga kerja terutama
nelayan akan kehilangan mata pencaharian. Sektor kelautan menyerap lebih
dari 16 juta tenaga kerja secara langsung. Disamping itu, kontribusi
sector kelautan terhadap PDB nasional sekitar 26.5 %.Dari seluruh hutan
mangrove dan terumbu karang yang ada di dunia, sekitar 30% berada di
wilayah pesisir Indonesia.
Apa yang dimaksud dengan wilayah pesisir? Apakah bedanya dengan wilayah pantai? Dalam konteks lingkungan, batas wilayah pesisir adalah :“Daerah peralihan (interface area) antara ekosistem darat dan laut”.
Mengenai batas secara geografis, dapat dilihat secara ekologis dan secara administratif.
Secara ekologis, batas kearah darat adalah kawasan
yang masih dipengaruhi oleh proses-proses laut seperti pasang surut,
intrusi air laut dan percikan air gelombang. Sedangkan secara
administratif, batas terluar sebelah hulu dari desa pantai atau jarak
definitif secara arbitrer (2 km, 20 km, dst dari garis pantai)
Dimensi ekologis dari pesisir adalah :
- Penyedia Sumberdaya Alam, yaitu sebagai sumberdaya ikan, mangrove, terumbu karang . coral dll. Mangrove dan Terumbu Karang sangat besar peranannya dalam menjaga keseimbangan habitat pesisir. Pada tulisan berikutnya saya akan menjelaskan lebih rinci mengenai mangrove dan terumbu karang.
- Penyedia jasa-jasa pendukung kehidupan, yaitu sebagai sumber air bersih, tempat budidaya, dll.
- Penyedia jasa-jasa Kenyamanan, sebagai tempat rekreasi dan pengembangan pariwisata.
- Penerima Limbah, sebagai penampung limbah dari aktivitas di darat dan laut.
Terdapat 3 ekosistem yang saling berkaitan, yaitu ekosistem lamun, ekosistem mangrove dan ekosistem terumbu karang. Apabila salah satu saja dari ketiga ekosistem tersebut rusak, akan berpengaruh pada ekosistem lainnya, dan merusak keseimbangan ekosistem pesisir.
Di pesisir banyak komponen yang saling berkaitan,
baik kegiatan yang berpotensi merusak ekosistem pesisir maupun kegiatan
yang merupakan manfaat dari keberadaan pesisir. Kegiatan yang merusak
ekosistem kawasan pesisir antara lain reklamasi pantai, pembangunan
pemukiman yang tidak ramah lingkungan di sekitar pantai, secara
geografis pertemuan wilayah pesisir dengan muara sungai yang merupakan
tempat pembuangan limbah dari daratan dan kegiatan industri di sekitar
pantai. Saat ini telah dilakukan berbagai kegiatan konversi di kawasan
pesisir agar fungsi pesisir dapat menjadi optimal bagi kelangsungan
hidup masyarakat Indonesia yang mayoritas hidup di pesisir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar